Terus membumbung. Gunungan sampah di TPA Ciangir Kota Tasikmalaya, merebak. Terhambat kebutuhan alat berat. |
Kondisi area Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Ciangir, Kota Tasikmalaya, dalam gelagat tak karuan. Bisa memungkinkan menahan mandek laju penurunan sampah di hilir. Gunungan sampah terus merangsek mendekat gerbang masuk TPA.
Problem lama sarana penanganan sampah di TPA bukan saja tak terpenuhi. Tapi di kekinian tambah tak karuan. Patut jadi perhatian. Mendesak saat ini kekurangan alat berat yang dapat menggerakkan/menggeser gunungan sampah pada lahannya.
Dalam satu obrolan dengan satu pekerja di TPA Ciangir, Senin (6/2), kondisi gunungan sampah meninggi di area depan, setelah kendala alat berat yang beroperasi kini sangat terbatas. Tak imbang alat untuk mendorong pindahkan. Hanya satu buldozer yang jalan.
“Dari empat unit alat berat yang ada, saat ini hanya satu yang bisa dioperasikan. Dua bulan ke belakang masih dua unit yang jalan. Seluruhnya mah ada lima unit. Cuma yang satu, sudah cukup lama rusak berat,” jawab Uus, pekerja itu, saat dipancing ngobrol.
Sepengetahuannya, pengadaan alat berat dari tahun ke tahun tertunda dan tertunda. Tak banyak ia fahami. Seapalnya lagi, sebagaimana penempatan alat berat pada kondisi TPA di daerah lain, untuk optimalnya penanganan sampah TPA itu hingga 10 unit.
Dalam sehari curahan sampah - limbah ke TPA Ciangir mencapai 300 ton. Acap terlihat armada pengangkut sampah tertahan masuk ke titik curah. Lantaran gunungan sampah lambat digeserkan.
Saat truk tiba di titik buang, ia masuk landasan. Di area landasan ini ada alat berat yang mestinya sebanding dengan gunungan sampah untuk mendorong sampah ke tempatnya dari landasan. Dengan satu unit yang beroperasi, angka tumpukan sampah lebih cepat ketimbang yang digeser ke titik buang.
Lama kebutuhan alat berat tak terpenuhi. Gunungan sampah menimbun area-area tepi yang terlalui armada yang datang. Saat ini gunungan-gunungan sampah sudah melangit tampak dari depan.
Intensitas angkut sampah di kota dipacu. Bahkan ada gerakan ekstra dengan bentukan Satgas Tasik Resik, beberapa pekan ini. Di titik hilir buang, di TPA, permasalahan terabaikan yang memungkinkan terhentinya pembuangan. Kebutuhan sarana penting, kalah oleh gerakan pencitraan. gus
Problem lama sarana penanganan sampah di TPA bukan saja tak terpenuhi. Tapi di kekinian tambah tak karuan. Patut jadi perhatian. Mendesak saat ini kekurangan alat berat yang dapat menggerakkan/menggeser gunungan sampah pada lahannya.
Dalam satu obrolan dengan satu pekerja di TPA Ciangir, Senin (6/2), kondisi gunungan sampah meninggi di area depan, setelah kendala alat berat yang beroperasi kini sangat terbatas. Tak imbang alat untuk mendorong pindahkan. Hanya satu buldozer yang jalan.
“Dari empat unit alat berat yang ada, saat ini hanya satu yang bisa dioperasikan. Dua bulan ke belakang masih dua unit yang jalan. Seluruhnya mah ada lima unit. Cuma yang satu, sudah cukup lama rusak berat,” jawab Uus, pekerja itu, saat dipancing ngobrol.
Sepengetahuannya, pengadaan alat berat dari tahun ke tahun tertunda dan tertunda. Tak banyak ia fahami. Seapalnya lagi, sebagaimana penempatan alat berat pada kondisi TPA di daerah lain, untuk optimalnya penanganan sampah TPA itu hingga 10 unit.
Dalam sehari curahan sampah - limbah ke TPA Ciangir mencapai 300 ton. Acap terlihat armada pengangkut sampah tertahan masuk ke titik curah. Lantaran gunungan sampah lambat digeserkan.
Saat truk tiba di titik buang, ia masuk landasan. Di area landasan ini ada alat berat yang mestinya sebanding dengan gunungan sampah untuk mendorong sampah ke tempatnya dari landasan. Dengan satu unit yang beroperasi, angka tumpukan sampah lebih cepat ketimbang yang digeser ke titik buang.
Lama kebutuhan alat berat tak terpenuhi. Gunungan sampah menimbun area-area tepi yang terlalui armada yang datang. Saat ini gunungan-gunungan sampah sudah melangit tampak dari depan.
Intensitas angkut sampah di kota dipacu. Bahkan ada gerakan ekstra dengan bentukan Satgas Tasik Resik, beberapa pekan ini. Di titik hilir buang, di TPA, permasalahan terabaikan yang memungkinkan terhentinya pembuangan. Kebutuhan sarana penting, kalah oleh gerakan pencitraan. gus
0 Komentar