Pembangunan dermaga bagi pangkalam pendaratan ikan (PPI) Nusa Manuk Desa Cimanuk, Cikalong belum terwujud, karena belum rampung dikerjakan. |
Pembangunan dermaga Nusamanuk, yang mudah dipahami warga dalam peruntukan sebagai pangkalan pendaratan ikan (PPI) di Desa Cimanuk, Kec.Cikalong, Tasik selatan, belum kunjung nyata total terwujud.
Dalam beberapa tahun ini pengerjaannya berlangsung, malah mulai menghadirkan kabar miring. Pun memasuki TA 2017 tak terlihat kelanjutan pengerjaannya.
Usulan pembangunan dermaga di tepian tenggara NKRI wil.Kab.Tasikmalaya ini, menguat dulu saat semarak penambangan pasir besi di pesisir selatan Tasikmalaya. Itu dalam harap bisa hadir satu wujud infrastruktur baru yang hebat. Membuka lalu lintas distribusi via titik ini. Termasuk terbukanya jalur distribusi pasir besi ke luar daerah melalui laut di Jabar selatan.
Dalam kondisi kini, obrolan warga sekitar tentang dermaga terdengar dalam gelagat tak sesuai harapan. Pada beberapa aspek pekerjaan fisiknya tak menunjukkan optimisme kejut. Sehingga kalangan nelayan sampai kini lebih memanfaatkan keberadaan bangunan lama yang dibangum tahun 2015. Beberapa fasilitas yang dibangun pada dermaga, kata warga, hanya bertahan singkat.
Padahal sedari awal, jadi mimpi besar kehadiran PPI Nusamanuk untuk bisa menjadi lokasi transaksi ikan tangkapan nelayan terbesar di wilayah selatan Tasikmalaya. Membuat besar mimpi mereka yang bisa memanfaatkannya. Jadi daerah sumber pertumbuhan baru yang memberi luas atmosfer ekonominya.
Keterangan beberapa nelayan berikut warga sekitar atas tak dimanfaatkanya dermaga/PPI Nusamanuk kini lantaran beberapa alasan. Salah satunya adalah tak maksimalnya pembangunan dalam penempatan pasangan bebatuan besar yang berfungsi sebagai pemecah ombak (break water). Lalu, tak lengkapnya sejumlah fasilitas penunjang. Dan, penyebab utama lainya adalah sepinya transaksi setelah sempat diuji coba. Hanya sedikit tengkulak yang membeli ikan hasil tangkapan nelayan.
Para tengkulak lebih memilih PPI di daerah lain. Sehingga secara perlahan keberadaan dermaga/PPI Nusamanuk yang dibangun dengan biaya miliaran rupiah seperti mubah atau mubazir. Tak banyak aktivitas apapun di sini. Kondisi saat ini terlihat mulai dermaga hingga sejumlah fasilitas seperti tempat pelelangan ikan, sampai bangunan toko, sudah rusak, itu menyusul lama terbengkalai.
Potret lain yang semula jadi pemandangan baru layaknya dermaga, dengan keberadaan batu-batu besar menumpuk, luas. Difungsikan sebagai pemecah ombak (break water), terlihat juga sudah tak memadai. Kemudian, di sudut lain terlihat hamparannya, longsor. Hingga membuat ketinggian areal break water menurun. Pada kondisi tersebut ombak laut bisa naik ke atas landasan/tumpukan bebatuan yang memanjang itu.
Tak ayal dari keterangan yang dihimpun Tasikplus saat menyambangi lokasinya, dalam pernyataan sekalanan mereka menyebutkan, pembangunan dermaga dianggap gagal, mubazir. Lalu, mereka pun mengaitkan saat menentukan titik pembangunan dermaga dulu, tak memertimbangkan faktor kedalaman kawasan laut di sekitar itu. Yang terjadi kini, dengan penempatan serta pengerjaan break water tak maksimal, memunculkan pendangkalan.
Hal ini dalam persepsi terjadi akibat menumpuknya pasir di lokasi pendaratan dalam lingkar dermaga. Buntutnya lagi, membuat nelayan sangat sulit mendaratkan perahu di lokasi ini. Pendangkalan oleh pasir dan lumpur. Pendangkalan sangat korelatif dengan pengerjaan atau pemasangan batu pada break water. Setelah pendangkalan, kondisi lainnya nelayan tak menambatkan perahu di sekitar dermaga lantaran besarnya ombak yang terjadi di sekitar.
Bongkar di luar
Sejatinya lokasi itu mulai jadi pusat aktivitas perdagangan ikan. Namun, sementara ini seperti dari keterangan Unang, seorang nelayan di sekitar itu, selain faktor infrastruktur yang tak mendukung, beberapa hal membuat mereka memilih bongkar sampai jual ikan di luar Cimanuk. Tak dipungkiri Unang, memang ada segelintir yang bertahan di Cimanuk.
Pilihan bongkar dan jual ikan ke luar, lantaran tak banyaknya pembeli/pengepul ikan lokal maupun luar daerah dengan hasil tangkapan mereka sehingga membuat para nelayan kembali membongkar dan menjual ikan ke luar, ke daerah Cipatujah atau ke Pangandaran bahkan sampai ke wilayah Cilacap, Jawa tengah.
Unang menerangkan, kalaupun masih ada sejumlah nelayan yang tetap mendaratkan perahunya di area PPI Nusamanuk namun hasil tangkapan ikanya tetap mereka jual ke Pamayang, Cipatujah atau Pangandaran dengan menggunakan mobil atau sepeda motor.
Nelayan ini mensinyalemen, minimnya pembeli/atau pengepul ikan yang datang ke PPI Nusamanuk ada kaitan dengan minimnya sosialisasi atau informasi yang dilakukan pengelola, termasuk soal terbatasnya sejumlah fasilitas pendukung yang tersedia di PPI Nusamanuk.
Lebih jauh ditanya rasa benaknya sekaitan dengan kehadiran dermaga Nusamanuk, dengan kondisi kini ia bersama nelayan lain tak memanfaatkan PPI Nusamanuk, ternyata pengakuan ia, sebagai warga Cimanuk, dirinya masih berharap pemerintah dapat melakukan perbaikan dan pembangunan sarana penunjang dermaga agar PPI Nusamanuk dapat digunakan sesuai tujuan awalnya.
"Kami tetap berharap kelak dapat menggunakan dermaga/PPI, melakukan transaksi hasil tangkapan melaut kami di sini karena itu banyak mengurangi biaya operasional kami," pungkasnya
Oleh: M. Syaeful
0 Komentar