Tak banyak terprediksi.
Mengiringi hujan yang kala itu turun lebat, lahan belakang Sekolah Dasar (SD) Putrapinggan,
mengalami pergeseran tanah, dan puncaknya longsor menimpa satu rumah warga di
sekitar sekolah, di Kp. Kp.Bojong, Desa Putrapinggan, Kec.Kalipucang,
Kab.Pangandaran.
Peristiwa itu pada Senin
malam lalu, hingga kini belum banyak langkah diambil. Petugas yang bersiap
menyambangi lokasi terhalang tanah longsor juga di lokasi sebelum sampai
sekolah. Menuju sekolah itu, melewati ruas jalan desa berkelok dan naik-turun,
cukup berjarak.
Dalam satu obrolan bersama
Kepala SD, Samsu SPd, pihaknya langsung mendatangi rumah yang terkena longsoran
tanah sekolah itu. Kondisi rumah dalam keadaan rusak berat. Barang-barang milik
yang punya rumah rusak, tak terselamatkan. Kecuali padi dalam karung seadanya.
Gunungan tanah langsung
menguruki/menimbun rumah, sejak bagian atap hingga pada akhirnya ambruk. Tak
ada korban jiwa akibat kejadian ini. “Dari keterangan warga di sekitar rumah,
awalnya pemilik rumah mendengar suara krek...
krek...krek di bagian atap rumah.
Mendapati suara itu pemilik
rumah coba mencari tahu. Akhirnya didapati material tanah yang melongsori
rumahnya, mulai menimbun genting, berasal dari lahan sekolah. Terus menumpuk,
dan tak lama rumah amburk. Dalam rumah ini hanya ditinggali dua orang, terdiri
ibu dan anak perempuan yang sudah berusia dewasa.
“Saya tak dapat membayangkan
kalau mereka bertahan, mengabaikan suara asing dalam rumah yang seterusnya
ambruk. Mereka sempat memilih ke luar, sehingga korbannya hanya rumah berikut
barang-barang di dalamnya. Sosok kepala rumahtangga dalam keluarga ini, tengah bekerja
di luar kota.
Setelah menyampaikan bela
sungkawa, tak lama berselang, Samsu terus melaporkan kejadian ini ke unit kerja
dinasnya, ke BPBD. Mengenai soal bantuan kelak berupa apa bagi korban pemilik
rumah, katanya, belum diputuskan.
Diungkapkan Samsu, bencana
ini di luar dugaan. Dirinya pun tak menyangka. Pastinya lagi, bencana alam
tersebut tak sampai mengganggu aktivitas pendidikan di sekolahnya. Pembelajaran
sekitar 60 orang murid dalam enam kelas, dibimbing enam orang gurunya,
berlangsung seperti biasa.
“Meski itu sempat
menghadirkan rasa cemas, dan trauma di kalangan orangtua murid, aktivitas
belajar berlangsung biasa-biasa saja. Kejadiannya kala itu, sekitar pukul
20.00an, Senin (5/11) malam,” imbuhnya. SD ini berdiri di atas lahan 7.660 m2.
Lahan yang bergerak dan longsor di belakangnya.gus
0 Komentar