Sejak terputus saat banjir bandang menimpa sungai Pasanggrahan,
Kec.Cipatujah, Tasik selatan, jembatan di ruas jalan nasional, dalam opsi
mendapat pemasangan alternatif dengan jembatan bailey. Guna melancarkan atau membuka kembali akses transportasi.
Dalam beberapa hari jembatan sementara itu dalam pengerjaan tim
teknisnya, menyusul kejadian bencana alam Tasik selatan dua pekan lalu. Bagi
para pengguna jalan arus Tasikmalaya-Pameungpek, Kab.Garut, masih harus
bersabar hingga normalnya jalur Jawa Barat selatan ini.
Dari pantauan Tasikplus di
titik terputusnya jembatan Pasanggrahan, hingga Jumat (23/11/2018), aktivitas pekerja
masih fokus melakukan pengerjaan pemasangan/pemancangan tiang pancang/pasak bumi.
Tiang itu sebagai penyangga jembatan.
Informasi yang diperoleh dari Hendra salah seorang petugas pengawas
jembatan, pihaknya tengah berusaha mengebut pengerjaan jembatan bailey. Itu sesuai intruksi Gubernur
Ridwan Kamil. Sebelum jembatan dibangun, ada pengerjaan penempatan tiang
pancang.
Namun menyertainya juga, ada tahapan pekerjaan di kontruksi badan
jembatan. "Kami akan terus mengebut pengerjaan pemasangan jembatan
sementara ini, targetnya dapat digunakan
pada awal bulan Desember mendatang," terangnya.
Saat ditanya kekuatan jembatan untuk menahan bobot tonase kendaraan melintas
kelak, menurut seorang pengawas lainnya, sesuai standar kontruksi //bailey//
ini dapat dilewati kendaraan dengan berat maksimal 10 ton.
"Untuk aspek keamanan, selanjutnya kami akan lakukan aturan ketat untuk
bobot tonase kendaraan yang melewati jembatan ini," pungkasnya.
Seperti diketahui, pada Senin (5/11) malam lalu, wilayah selatan di
sebagian titik terkena banjir dan tanah longsor. Ada tiga kecamatan terlanda.
Di Kec.Cipatuja, pada titik lokasi jembatan bailey
terkena banjir bandang selain beberapa titik lainnya tergenang. Terparah loksi
bencana di Kec.Culamega, hingga membuat ratusan warga mengungsi. ful
0 Komentar