Menangkap peluang terbuka. Memasilitasi dunia UMKM
(usaha mikro
Kecil menengah) lebih berkembang agar makin dekat
dengan pengguna jasanya. Sekalangan tokoh peduli Tasikmalaya, menghadirkan gerobaksaya.
Satu aplikasi online yang bakal menyambungkan penjual dan pembelinya.
Soft launching start up ini, berlangsung Ahad
(1/9/19) malam lalu, di “Saudagar café” Jl Letjen Mashudi, Kota Tasikmalaya.
Hadir berbagai kalangan, dimulai pelaku usaha, akademisi, beberapa tokoh aktivis
organisasi profesi dan kemasyarakatan. Yang tampak jadi surprise, Wali Kota
Tasikmalaya H Budi Budiman, hadir di perjalanan acara soft launching.
Sekilas yang menokohi grobaksaya, ekonom yang
juga akademisi menjadi CEO-nya, Dr Yusuf Abdulah, aktivitis “Granat”
Tasikmalaya yang memimpin tim marktingnya, Asep Heru, dibantu beberapa tenaga
teknisi muda yang mengawal ragam operasional. Gagasan ini muncul, menangkap
potensi usaha kecil atau home industry Tasikmalaya yang beragam. Selain
produk olahan makanan khas, terdapat beberapa sentra fasyen, industri
alas kaki, dll.
“Tak kalah jadi sasaran untuk kita fasilitasi nanti,
dimulai aktivitas pedagang sayur yang biasa keliling di area dagangnya, didekatkan
dengan pembelinya yang melakukan pemesanan secara online,” ujar Yusuf di
acara soft launching. Penggagas aplikasi ini ingin memberdayakan pelaku
ekonomi konvensional ke akses gadget yang sudah akrab digenggam.
Menghimpun pelaku perdagangan. Mengemas layanan
berbasis digital yang membuka ruang komunikasi antara penyaji produk dan
penggunanya, menyelesaikan konsep mudah distribusi, dimulai kesepahaman kondisi
mutu produk dan harga.
Bagi mereka yang hendak mengakses grobaksaya
bisa memulai dengan klik google-Play Store. “Namun, hingga soft
launching ini kita masih selesaikan beberapa kebutuhan teknisnya. Kita
adakan soft launching sebelum grand launching sekaligus untuk
mengais masukan-masukan apa yang perlu dilengkapkan,” imbuh Yusuf.
Didampingi Asep Heru, imbuh Yusuf, aplikasi grobaksaya
produk kreasi asli orang Tasik. “Kita ingin memberikan kontribusi khsusunya ke dunia
UMKM. Saat ini kalangan UMKM ini di Tasikmalaya bahkan Priatim butuh aplikasi belum
terfasilitasi, sehingga kita menggagas grobaksaya,” ungkapnya.
Yang menjadi pembeda aplikasi ini, bebernya, ada formula
twu way comunication. Pengunjung bisa sebagai pembeli saja, bisa sebagai
pembeli dan penjual, atau penjual saja. “Konsep itu yang akan kita jual ke
masyarakat. Mudah-mudahan ini bisa diterima, mudah-mudahan bisa dioptimalkan
semaksimal mungkin untuk kemaslahatan bersama,” harapnya.
Yang jadi poin berikut, pola
pengelola aplikasi yang akan menghadirkan satu big data beberapa
kawasan, bisa dalam pemetaan satu wilayah kecamatan dengan menghadirkan data di
satu titik wilayah itu, apa potensi produk, apa paling besar permintaannya,
dll. Data ini seterusnya bisa dimanfaatkan dalam kepentingan pemerintah.red
0 Komentar