Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya saat ini tengah berupaya
melakukan revitalisasi keberadaan sejumlah pasar desa, tercatat, dari kurun
waktu tiga tahun terakhir, 2017 hingga 2019, sedikitnya sudah ada enam pasar desa
yang di revitalisasi, tersebar dibeberapa kecamatan.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Drs H Nana
Rukmana MM saat ditemui di kantornya, Rabu (29/01) menuturkan revitalisasi
pasar desa merupakan salah satu prioritas garapan, kita ingin keberadaan pasar
desa ini lebih refresentatif dan layak untuk aktivitas jual beli.
Dengan sarana prasana pasar yang memadai, kami yakin dengan
sendirinya akan turut mendongkrak perekonomian masyarakat, kesejahteraan warga
pun akan meningkat.
Seperti apa hasil bincang khusus Tasikplus dengan mantan
Kepala Badan Keuangan yang kini menjabat sebagai Kepala Dinas Perindag Kab.
Tasik, berikut uraian lengkapnya :
Boleh diungkapkan saat ini apa yang menjadi prioritas garap
Instansi yang anda pimpin?
Selain pembinaan kepada para pelaku usaha Industri Kecil
Menengah atau IKM, ada dua garapan yang kami anggap monumental, diantaranya
kegiatan Revitalisasi pasar desa, dan rencana pemindahan pasar induk
Singaparna. Untuk revitalisasi pasar desa, sudah berjalan sejak tiga tahun
terakhir, dari 2017, sampai 2019 lalu. Sedikitnya sudah ada enam pasar desa
yang di revitalisasi, yang tersebar dibeberapa kecamatan. Atas upaya yang
tengah kita lakukan ini, Alhamdulillah masyarakat menyambut baik, bagi kami
yang terpenting, apa yang kita lakukan ini memberi manfaat bagi masyarakat.
Untuk sumber anggarannya sendiri, dari APBD kah, atau sumber
lainnya?
Program revitalisasi pasar ini bersumber dari Dana Alokasi
Khusus atau DAK, yang rutin bergulir tiap tahun. Saat ini, kami juga tengah
menginventarisir jumlah pasar desa yang perlu segera di revitalisasi untuk
tahun 2021, sementara tahun ini hanya ada satu pasar desa yang akan di
revitalisasi. Mengingat program ini manfaatnya cukup besar bagi masyarakat,
kami akan terus berupaya meyakinkan pemerintah pusat agar program ini terus
bergulir. Maka dari itu, kita akan jaga pelaksanaan program ini berjalan
kondusif, tidak ada masalah, karena kalau sampai muncul problem, di lapangannya
tidak kondusif, kami yakin, lambat laun pemerintah pusat akan berhenti
memberikan bantuan untuk revitalisasi pasar desa. Siapa yang rugi? Tentu
masyarakat sebagai penerima manfaat, untuk itu, kami akan jaga pelaksanaan
program ini dengan baik.
Sampai saat ini, berapa jumlah pasar desa yang sudah di
revitalisasi?
Tahun lalu (2019) ada dua pasar desa, di Kecamatan Salawu
dan Kecamatan Salopa, di tahun 2018, ada tiga, hanya titiknya kami lupa lagi,
sementara di 2017 hanya satu pasar desa yang di revitalisasi. Tahun ini (2020),
kami baru dapat anggaran revitalisasi satu pasar desa. Kala bicara jumlah,
keberadaan pasar desa jumlahnya cukup banyak, kita juga pertimbangkan durasi
aktivitas transaksi di pasar tersebut, minimal yang beroperasi seminggu dua
kali, bahkan ada juga yang buka tiap hari. Untuk revitalisasi pasar ini, kita
pilih yang cukup potensial. Kita juga dorong masyarakat untuk meramaikan
keberadaan pasar desa, karena kalau aktivitas pasarnya tinggi, potensi ekonomi
masyarakat juga akan tergali, dan warga akan senang tinggal di desa, tidak
perlu pergi jauh keluar daerah. Saat pasar tradisional ini berkembang,
InsyaAlloh dapat membantu mengurangi pengangguran.
Selain revitalisasi pasar desa, tak kalah butuh perhatian
disoal keberadaan pasar tradisional
kabupaten yang kondisinya hampir sama, menurut anda?
Betul memang, namun sebelum dilakukan revitalisasi, beberapa
pasar kabupaten harus dikaji ulang keberadaannya, apakah lokasi saat ini masih
sesuai dengan tata ruang atau tidak, misal pasar Manonjaya, mesti dilihat dulu
Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) nya, apakah masih sesuai atau tidak? Kalau
misal harus dipindah karena sudah tidak sesuai tata ruang, maka kita juga harus
memikirkan untuk penyediaan lahannya. Kalau bicara kondisi sarana prasana pasar
yang ada saat ini, memang perlu di revitalisasi, hanya saja, untuk hari ini
dirasa masih belum terlalu urgen, terlebih anggaran dari DAK peruntukannya
untuk revitalisasi pasar desa. Selain itu, untuk revitalisasi pasar kabupaten
perlu rencana matang, mengingat jam operasionalnya yang berjalan tiap hari, jadi
kita harus memperhitungkan tempat relokasi sementara saat dilakukan perbaikan,
mengingat para pedagang juga harus tetap melakukan aktivitas dagangnya setiap
hari. Sementara, untuk revitalisasi atau pembangunan pasar, perlu waktu lama,
minimal lima sampai enam bulan.
Diawal sempat dikatakan, bahwa selain revitalisasi pasar
desa, program prioritas lainnya yakni pemindahan pasar induk Singaparna, sejauh
ini progresnya seperti apa?
Untuk rencana pemindahan pasar induk Singaparna, saat ini
Detail Enginering Design (DED), FS, dan pembebasan lahan kurang lebih tiga
hektare sudah selesai, tinggal proses selanjutnya yakni pematangan lahan. Tapi
kita belum tahu juga, apakah ada anggaran untuk pematangan lahan atau tidak,
kalau anggaran untuk pembangunan fisik pasar sudah ada, bantuan dari pemerintah
propinsi, cuma bingung juga kalau lahannya belum dimatangkan. Pemindahan pasar
Singaparna ini mesti seger dilaksanakan, mengingat keberadaan pasar saat ini
sudah tidak layak, selain itu, pemindahan pasar, juga untuk memecah keramaian
agar tidak bertumpuk disatu titik. Ketika pasar ini dipindah ke Cilampunghilir
Kecamatan Padakembang, tepatnya di jalur Cisinga, kami yakin ketika pasar sudah
dibangun, maka keramaian dengan sendirinya akan muncul, dengan begitu potensi
ekonomi masyarakat akan tumbuh, termasuk harga jual tanah pun diprediksi akan
meningkat.
Pembangunan pasar Singaparna ini ditarget selesai kapan?
Tentu kita ingin secepatnya, tahun ini, ada bantuan dari
pemerintah propinsi untuk bangunan fisik pasar, namun itu tadi, kami juga masih
bingung, mengingat lahan yang ada saat ini belum dilakukan pematangan, untuk
itu, kami akan mencoba komunikasi dengan Pemprop, kalau bisa di perubahan
anggaran, alokasi untuk fisik bangunan pasar dialihkan dulu untuk pematangan
lahan, mudah-mudahan bisa alihkan, biar pembangunan fisik tahun berikutnya.
Kalau sekiranya itu tidak bisa, paling tahun 2021 kita baru pematangan lahan,
dan akses jalan masuk. Perlu diketahui juga, sebelum proses pemindahan nanti,
kami ingin seluruh bangunan fisik, sarana pendukung pasar dan terminal yang
baru, selesai seluruhnya, hal itu untuk memudahkan pemindahan para pedagang,
karena kalau dialihkan sebagian dulu, takutnya akan menimbulkan dampak kurang
baik. Namun sebelum itu semua, kita juga harus melakukan sosialisasi dengan
warga sekitar, mengingat pasti ada yang pro dan kontra, proses pemindahan pasar
dan terminal ini pasti panjang, jadi harus diperhitungkan dengan matang,
mengingat hal ini sangat sensitif. pid
0 Komentar