Suasana Rapat Tahunan Koperasi Pondok Pesantren Fathiyyah yang dipimpin Ahmad Tazzaka Bonanza |
Ibarat ulat yang bermetamorposa jadi kupu-kupu, itulah yang dilakukan Koperasi Pondok Pesantren Fathiyyah milik Pondok Pesantren Idrisiyyah Pagendingan, Kecamatan Cisayong, Kabupaten Taikmalaya.
Koperasi yang awalnya basajan, tumbuh dan berkembang menjadi koperasi pondok pesantren luar biasa. Dari modal puluhan juta kini mengelola aset ratusan miliar. Bahkan bisa menjadi koperasi pesantren terbaik nasional.
Dibalik kesuksesan Kopontren Fathiyah itu, ada sosok luar biasa seorang Ahmad Tazzaka Bonanza, Ketua Kopontfen Fathiyah yang berhasil menyulap Kopontren hingga mampu mengelola aset ratusan miliar.
Tak heran jika Pemerintah, pada tahun 2018 lalu menobatkan Ahmad Tazaka Bonanza sebagai Tokoh Koperasi Nasional dan sebagai penggerak koperasi di Tasikmalaya. Karena telah berhasil membawa Koponten Fathiyah terbaik di tingkat Nasional.
Dalam kiprahnya, Aka panggilan akrabnya, mampu merekrut 18.000 anggota baru, membina 1.000 warung UKM dan melakukan pembinaan masyarakat pesisir bersama nelayan.
Dalam membina masyarakat pesisir yang awalnya hanya mengelola dua kolam udang, kini tumbuh menjadi 50 kolam dengan aset puluhan miliar.
"Alhamdulillah, pesantren memberikan kepercayaan untuk mengelola sebuah lembaga keuangan. Kepercayaan itu saya jaga dengan baik dan hasilnya juga alhamdulillah baik," kata Aka.
Aka sendiri mengelola Koperasi sejak tahun 2012 lalu. Saat itu aset yang dikelola koperasi nilainya hanya puluhan juta rupiah. Dengan tangan dinginnya dalam mengelola koperasi, maka dalam waktu singkat aset koperasi terus meningkat signifikan.
Selang tiga tahun dikelola dengan manajemen baik, koperasi mampu membukukan aset senilai Rp 20 miliar. Sebuah capaian yang luar biasa. Untuk itu, Aka dipercaya pesantren untuk terus menjadi Ketua Kopontren hingga tahun 2020 ini.
Kopontren Fathiyyah sendiri didirikan sejak tahun 1983. Di tahun 2012, kopontren tumbuh dengan pesat dan kini menjadi percontohan di Jawa Barat.
Tahun 2015, Aka mencoba membuat saresehan koperasi di Pondok Pesantren Idrisiyyah dengan mengundang koperasi pesantren yang ada di Kabupaten Tasikmalaya. Tujuannya jelas bagaimana kopontren bisa menjadi penggerak ekonomi umat.
"Koperasi pesantren harus menjadi penggerak ekonomi umat. Dan saya optimis itu bisa terjadi jika semua kopontren mau belajar manajemen yang baik. Apalagi Tasikmalaya punya sejarah kebangkitan koperasi," katanya.
Tahun 2019, Aka bersama empat pesantren besar di Jawa Barat mendeklarasikan Serikat Ekonomi Pesantren (SEP) yang diikuti oleh ratusan pesantren di Jawa Barat yang digelar di Pondok Pesantren Idrisiyyah.
Tujuannya sama, yaitu bagaimana pesantren bisa tumbuh menjadi penggerak ekonomi sekaligus sebagai lokomotif pemberdayaan masyarakat, sehingga ekonomi umat Islam khususnya di pesantren tumbuh pesat.
"Insya Allah kalau semua pesantren koperasinya berjalan bagus, maka kedepan pesantren lah yang menjadi penggerak ekonomi masyarakat dan ekonomi Islam akan bangkit," ucap Aka.* Latif
0 Komentar