Nofrijal |
Deputi Advokasi, Penggerakkan, dan Informasi (Adpin) BKKBN, Nofrijal, mengemukakan adanya gelagat peserta (akseptor) program KB (Keluarga Berencana) menurun. Bersamaan munculnya pandemi Covid-19. Dalam pernyataan lainnya, ia sebutkan BKKBN tengah menyusun satu gerakan nasional pelayanan 1 juta peserta KB.
Pernyataan itu
disampaikan saat kunjungan kerja dan menyerahkan bantuan bagi warga di Kelurahan
Depok, Kecamatan Pancoran Mas, Kota Depok. Bantuan merupakan kepedulian dari
pegawai (Adpin) BKKBN yang menggagas Gerakan Mengumpulkan Uang Receh untuk
Hidup Berbagi (Gemuruh Berbagi), di masa pandemi virus corona.
Pengakuan berikut
Nofrijal, BKKBN terus mewaspadai kemungkinan turunnya kesertaan ber-KB akibat
wabah covid-19. Pantauan sementara yang dihimpun melalui pelaporan dan
statistik rutin, menunjukkan tren kenaikan angka akseptor tak ber-KB. Padahal,
laporan baru mencakup capaian sampai dengan Maret 2020.
Pada Maret ini,
urainya, baru mulai serangan Covid-19. Pembatasan sosial (social distance) baru dilakukan di kota-kota besar. “Kita
mendapatkan info yang kurang enak karena penurunan angka kesertaan ber-KB.
Terutama peserta KB baru yang masih belum mencapai 50% dari yang kita targetkan,”
jelasnya.
Bagi BKKBN,
sambung Nofrijal, layak khawatir. Sampai saat ini kesertaan ber-KB masih
didominasi kontrasepsi pil dan suntik. Dari 33-34 juta peserta KB di Indonesia,
70% di antaranya mengunakan pil dan suntik. Dua kontrasepsi di luar metode
kontrasepsi jangka panjang (MKJP), rentan putus-pakai.
“Kalau yang MKJP
sekitar 30%, Insya-Allah terjaga. Tapi yang pil, kondom, dan suntik ini rentan.
Kalau Covid-19 lebih dari tiga bulan, rawan sekali terjadi putus pakai. Dan,
itu akan berakibat pada baby boom
atau kelahian yang meningkat,” ujarnya.
Untuk mengantisipasi
melorotnya kesertaan ber-KB nasional, akunya, BKKBN tengah menyusun satu
gerakan nasional untuk pelayanan 1 juta peserta KB, pada Juni mendatang.
Asumsinya, pada akhir semester I-2020 ini pandemi Covid-19 sudah berakhir.
Dengan begitu, pelayanan KB sudah bisa dilaksanakan secara reguler.
“Tujuannya,
untuk menutup angka kebocoran. Kita adakan Gerakan Pelayanan 1 Juta Akseptor.
Gerakan ini berlangsung secara serentak di 82 desa dan kelurahan di Tanah Air.
Pelayanan diberikan kepada peserta KB untuk tetap menjadi peserta KB. Pelayanan
bagi peserta KB baru. Pelayanan mereka yang memang ingin pindah dari non-MKJP
ke MKJP. Kemudian yang ulangan pil, suntik, dan kondom,” papar Nofrijal. Rls/NJP
0 Komentar