Hingga sekarang masih menjadi tantangan kesehatan kaum perempuan. Khususnya
permasalahan dalam kesehatan reproduksi, terkena sakit kanker serviks. Saking
hebatnya ancaman penyakit ini berdasar catatan, kanker serviks merupakan
penyebab kematian nomor dua bagi perempuan di
Indonesia.
Pandangan Direktur Bina
Kesehatan Reproduksi BKKBN, Mukhtar Bakti SH MA, penanganan persoalan kanker ini harus diatasi dari
hulunya. Dari mulai kalangan usia remaja diberikan
pemahaman tentang kesehatan reproduksi yang benar, sampai halnya paham dampak menikah
yang belum cukup umur. Panggulnya
yang belum siap untuk melahirkan, menyebabkan terjadinya risiko kesehatan
reproduksi.
Dengan pemahaman remaja yang baik tentang kesehatan reproduksi,
sambung Mukhtar, bisa jadi
ketika menikah dan memiliki anak,
akan lebih baik lagi menjaga kesehatan diri dan bayinya. Selain itu, bayi akan
diberi pemenuhan hak reproduksinya seperti ASI eksklusif. Jika bayinya sehat, maka kelak akan
menjadi orangtua hebat, sampai
lansia tangguh.
Menjadi opsi ikhtiar, memacu pemahaman
kesehatan reproduksi dan pelayanan
kesehatan cegah kanker
serviks, Direktorat
Kesehatan Reproduksi BKKBN berkolaborasi dengan STIKES Indonesia
Maju
membuat satu aplikasi, yang dapat digunakan
sebagai sarana deteksi dini kesehatan reproduksi wanita subur di Indonesia.
Melalui
aplikasi ini, kata Mukhtar diharapkan para perempuan dapat mengetahui tingkat
risiko terkena kanker serviks, sehingga dapat melakukan upaya pencegahan secara
dini. Aplikasi ini mengemuka, dari hasil penelitian yang
dilakukan oleh Sobar pada tahun 2016 di Universitas
Andalas, Padang.
Penelitian dipromotori
oleh Prof Dr dr Rizanda Machmud MPH dan Prof Dr dr
Yanwirasti PA(K), serta Defriman
Djafri SKM MKM PhD. Pada Rabu
(30/9), ada uji coba aplikasi yang
dilakukan di Kota Bandung.
Bertempat di Yayasan Kanker Indonesia Cabang Kota Bandung. Dihadiri pejabat Perwakilan
BKKBN Jawa Barat, DPPKB Kota Bandung, ketua dan jajaran pengurus YKI Kota
Bandung, serta para pejuang kanker.
Dalam aplikasi yang bisa diakses di kespro.stikim.ac.id ini, terdapat
penjelasan mengenai definisi kanker serviks, faktor resiko kanker serviks, test
IVA, Pap Smear. Kemudian,
upaya pencegahan dini, tanya jawab seputar kanker serviks, serta prediksi
tentang kanker serviks dengan mengisi data di form yang telah disediakan.
Saat memberi sambutan, Ketua Yayasan Kanker Indonesia Cabang Kota Bandung, Siti Muntamah SAP, ia menyatakan dirinya mengapresiasi hadirnya aplikasi Sobar. “Apa itu kanker serviks, kalau kita buka google itu macem-macem. Saya rasa aplikasi ini kredibel, karena memang dikeluarkan oleh lembaga yang mengurus tentang keluarga. Buat saya reugreug pisan,” ucap perempuan yang juga istri wali kota Bandung itu. red/rls/ipkb
0 Komentar