Puskesas Kersanegara, memberikan surat keterangan negatif Covid-19 bagi para pasien yang sempat positif terkena, agar mereka bisa leluasa lagi beraktivitas dan diterima masyarakat |
Laporan orang terpapar Covid-19,
dalam jumlah masih belum melandai. Malah, di sejumlah daerah kembali meninggi.
Seperti terjadi di wilayah Kota Tasikmalaya. Banyak penderita yang semula tak
merasa terkena, tapi kemudian ia positif. Hingga penanganan isolasi.
Seperti
apa awal gejalanya? Berikut yang dirasakan dua penderita. Mereka kini sudah
pulih setelah melewati masa yang membuat panik. Ada fase awal gejala yang dirasakan
seperti demam biasa. Namun, lain kondisinya di beberapa hari kemudian.
Winda (19), demikian seorang warga asal Gunungkialir,
Kelurahan Setiajaya, Kecamatan Cibeureum. Mengaku, awalnya hanya merasa
terserang demam. Namun,
setelah dua/tiga hari malah terus hilang penciuman.
Kontan,
akunya, ia mengaku panik begitu merasakan tak bisa mencium bau apa
pun. Lantas, meminta dites swab pada orangtuanya. "Aku langsung swab test mandiri, dan ternyata
hasilnya positif Covid-19. Orangtua membawaku ke RSU dr Soekardjo,” ujar Winda,
saat menghadiri satu undangan
acara di Puskesmas Kersangera, Kamis lalu.
Winda sempat memberikan tips agar kondisi
kesehatan cepat membaik, disiplin meminum obat/vitamin. Lalu, harus punya rasa optimis sehat, riang
gembira, menjauhi perasaan cemas. Tak ketinggalan, banyak berdoa.
Kondisi
sakit hingga hari ke-10
Cerita
serupa dikemukakan, Asep Diki, penduduk Kelurahan Tamanjaya, Kec.Tamansari,
Kota Tasikmalaya. Asep hanya memilih isolasi mandiri ala caranya sendiri, di
rumah, dengan gejala yang diyakini terkena paparan Covid-19.
Menurut
jemaah satu pengajian di wilayah Kec.Sukarame, Kab.Tasikmalaya ini, tiba-tiba
dalam satu hari Rabu awal Desember, dirinya merasa meriang (sering
merasa hawa dingin tinggi). Tak mempan berselimut atau pakai jaket.
Kondisi
tersebut selama tiga hari di awal. Hari keempat, mulai bertambah dengan rasa
sakit di tenggorokan. Kemudian muncul juga rasa puyeng atau sakit kepala dengan
kuat. Sakit kepala yang seperti terasamelengket ke tulang kepala.
“Nah,
keesokannya bertambah hilangnya rasa penciuman. Hilang selera makan dengan
hilang rasa penciuman. Dari sini, rasa cemas, gelisah. Bahkan panik bisa
muncul. Apalagi rasa sakit di awal seperti demam, sakit kepala, nyeri
tenggorokan, itu terus bertahan,” katanya.
Yang
dirasakan bapak berusia 49 tahun ini, memilih karantina mandiri setelah
beberapa gejala plus rasa dari benaknya, ia terkena positif Covid-19. “Saat anak mendekat diminta agak menjauh.
Begitupun kadang saya menghindari duduk isteri yang mendekat. Saya tak kasih
tahu mereka agar tak menjadi riuh di rumah,” bebernya.
Kondisi
sakit yang dirasanya sampai hari ke-10. Yang dapat membuat orang panik itu bisa
lantaran saat terserang virus ini, sudah dengan sakit yang mengganggu, hati
juga bisa panik lantaran hilang pengecap, kemudian kita duduk, tidur, berdiri,
serba merasa tak karuan. Tak nyaman,” ungkapnya.
Sepanjang
mengisolasi diri, pegakuan Asep, berusaha bertahan dengan rasa sakit itu,
berusaha mengalihkan, berusaha tenang. Selebihnya terus berdzikir. “Saya
berusaha tenang sambil terus berdzikir dan banyak berbaring, memohon kesembuhan
pada Alloh,” akunya.
Pemahaman
Asep, mereka yang punya imun baik, bisa melewati masa parah terpapar virus ini.
Virus ini sudah kadung merebak, namun banyak warga yang sudah memiliki imun bagus.
Bisa repot bagi mereka yang terkena dengan tanpa gejala atau memiliki riwayat
penyakit dalam.
Berarti
sudah negatif
Dokter Puskesmas Kersanagara, dr Isni
Lestari, memberi
keterangan bahwa jika lebih dari dua minggu kondisi
kesehatan seorang
penderita Covid-19 tetap stabil dan malah meningkat, berarti sudah
negatif.
"Jadi seorang pasien Covid-19 dinyatakan
sembuh itu tidak hanya berdasar hasil swab test yang menyatakan
negatif," ujar Isni
di kegiatan pemberian surat keterangan negatif Covid-19
yang digelar Puskesmas Kersanagara, Kamis (17/12).
Diterangkannya, berdasar juknis penanganan Covid-19 sesuai Kepmenkes Nomor 413 Tahun 2020, pasien Covid-19 tanpa gejala yang sudah melewati masa perawatan minimal dua minggu dan kondisinya tetap sehat bisa dinyatakan sembuh.
Adapun kebijakan pemberian surat keterangan sehat, bebas Covid-19 itu, tambah Isni, agar mereka bisa beraktivitas kembali dan diterima kembali warga sekitar. gus
0 Komentar