 |
| Terancam tergusur longsor belakang rumah Dayat dan Nenek Otih, warga Mayangcinde, Cigalontang, Kab.Tasik, menyusul tebing longsor di belakang rumah mereka, Ahad (13/11). |
Kedua rumah hampir berimpitan. Masing-masing tempat tinggal keluarga Dayat (46) dan milik Nenek Otih. Rumah Dayat dihuni lima orang terdiri anak dan isterinya. Nek Otih sendirian. Kondisi kedua rumah bagian belakangnya kini persis di tepian atas tegakan tebing curam bekas longsor.
Mengkhawatirkan. Tegakan tebing setinggi 10 meter yang di atasnya pondisi dinding rumah, saat gerusan terus berlangsung. Adapun sebelumnya, area lahan belakang rumah mereka mengalami longsor dadakan, selebar kurang lebih 10 meter. Material tanahnya tergusur ke bawah areal, menyertai hujan deras pada Minggu (13/11) siang.
“Pada hari kejadian, sekitar pukul 14.00 WIB saya tengah berada di luar. Tiba-tiba anak dari rumah menelepon. Mengabarkan kejadian longsor. Penuh ketakutan. Hari itu hujan memang cukup deras,” aku Dayat.
Setiba di rumah, sambungnya, ia sangat terkejut. Mengerikan melihat kondisi di sekitarnya. Tepian lahan belakang rumah sudah tiada. Isterinya juga ia dapati cukup ketakutan. Di atas lahan yang tanahnya sudah longsor habis tergusur, dinding bagian belakang rumah itu bertahan persis di atas tebing curam tegak ke bawah tepian bekas longsor.
Beberapa saat setelah kejadian longsor, warga dan relawan BPBD menangani material longsoran sebab mengenai jalan desa yang ada di bawah lahan belakang kedua rumah. Dayat sangat berharap ada penanganan kondisi tebing curam yang mengancam rumahnya.
Pemasangan bronjong batu kalau tidak penempatan tembok penahan tebing (TPT), Dayat rasa cukup. Penanganan itu membuat keluarga dua rumah ini tak cukup dalam kecemasan pascabencana longsor yang menimpa tebing belakang rumah mereka. red
0 Komentar