Perayaan Imlek 2574 di Kota Tasik, terlihat semarak. Dihadiri berbagai tokoh agama di wilayah Priatim. |
Menghadiri
acara itu tampak unsur pimpinan Kanwil Kemenag Jabar, ara ketua forum kerukunan
umat beragama (FKUB) di wilayah Kota Tasikmalaya, Banjar, Ciamis, Kab.Pangandaran,
jajaran pimpinan MUI, pengurus Nahdlatul Ulama (NU), GP Ansor.
Sedangkan warga keturunan Tionghoa datang dari wilayah
Tasikmalaya,
Ciamis, Banjar, Pangandaran, Bandung, Cirebon. Kemudian pengurus Klenteng Hok Tek Bio,
Pengurus Majelis Agama Konghucu, dan Rohaniwan Gereja Bethel
Indonesia.
Saat
mewakili memberi sambutan, Ketua Majelis Ulama Indonesia yang sekaligus FKUB
Kota Tasikmalaya, KH Ate Musodiq mengatakan, perayaan Imlek yang dilakukan di
Tanah Air akrab pascaperhatian atau kebijakan yang ditunjukkan di era Presiden KH
Abdurrahman Wahid (Gusdur), hingga memberikan waktu libur bagi warga Tionghoa
supaya merayakannya.
Perhatian
kemudian berlanjut sampai Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat ini. "Kalau
sudah tiba perayaan Imlek, saya jadi teringat guru saya, Gusdur. Beliau selama menjabat presiden RI, yang mencetuskan Hari Imlek
bebas digelar di Indonesia, dijadikan hari libur Nasional,”
ujarnya.
Perayaan
Imlek dihadiri oleh seluruh pemuka agama, sambungnya, ini menjadi bukti nyata
di Tasikmalaya, kehidupan warganya cukup toleran, dan tidak benar kalau ada
berita menuyebutkan intoleran. Karena, ini nyatanya para pemuka agama ada di
perayaan Imlek. Ini bukti refleksi kebersamaan, suatu kemajuan, di Kota
Tasikmalaya.
Pernyataan
KH Ate berikutnya, ia menilai sejauh ini warga Tionghia di Indonesia, cukup
membantu denyut perekonomian di daerah. Penuh kegigihan mereka selama ini mengontribusi
pembangunan. “Jadi, terima kasih kepada warga Tionghoa di Indonesia dan Selamat
Hari Raya Imlek 2574," imbuhnya.red
0 Komentar