Pemanfaatan limbah ban bekas berupa serbuk karet sudah cukup banyak diteliti sebagai bahan campuran mortar dan beton pada sruktur. Kelebihan karakteristik bahan ini memiliki elastisitas tinggi yang dianggap efektif mengurangi efek getaran pada bangunan.
Dengan potensi tersebut, sekalangan dosen Teknik Sipil Fakultas Teknik Unsil Tasikmalaya, melancarkan kegiatan pengabdian bagi masyarakat - program penerapan Iptek pada Masyarakat (PbM-PPIM) bekerja sama dengan LP2M-PMP Unsil.
PbM bertajuk “Pemanfaatan limbah karet bekas sebagai filler pada industri pembuatan batako”. Potensi pemanfaatan limbah ini melalui kegiatan pengabdian seterusnya diberikan terhadap kalangan masyarakat penghasil produk bahan bangunan batako.
Dengan satu pelatihan berlangsung Senin (28/8) di wilayah Kec.Cibeureum, Kota Tasikmalaya, penekanan kegiatan mengajak peserta PbM memahami atau mampu melakukan olah produksi berbahan dasar karet diawali pembentukan berupa potongan, serutan, dan serbuk ban.
Dijelaskan kepada mereka, aplikasi serbuk karet sebagai bahan tambahan pada industri batako dapat meningkatkan kualitas khusus batako. Lebih baik secara teknis dan ekonomis. Selama ini secara eksperimental banyak digunakan bahan campuran mortar dan beton di laboratorium.
Tim PbM diketua Dr Yusep Ramdani MT, beranggota M Syarif A MT, Ir Nina Herlina Dra MT, dan Rosi Nursani MT. Kemudian melibatkan juga beberapa mahasiswa. Penyampaian bimbingan pemanfaatan limbah ini terdiri paparan teori dan praktik.
Dibeberkan dalam kegiatan, komposisi bahan terdiri air, semen, dan agregat halus tertentu akan mencapai kualitas batako kuat tekan dan optmum. Filler pada pasangan batako adalah material bahan tambahan pada campuran semen dan pasir yang dapat memperkuat batako lebih tahan lama.
Pada konteks lainnya, pemanfaatan limbahan berbahan karet ini dapat membantu mengurangi jumlah limbah yang dibuang ke tempat pembuangan akhir, kemudian mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan. gus
Dengan potensi tersebut, sekalangan dosen Teknik Sipil Fakultas Teknik Unsil Tasikmalaya, melancarkan kegiatan pengabdian bagi masyarakat - program penerapan Iptek pada Masyarakat (PbM-PPIM) bekerja sama dengan LP2M-PMP Unsil.
PbM bertajuk “Pemanfaatan limbah karet bekas sebagai filler pada industri pembuatan batako”. Potensi pemanfaatan limbah ini melalui kegiatan pengabdian seterusnya diberikan terhadap kalangan masyarakat penghasil produk bahan bangunan batako.
Dengan satu pelatihan berlangsung Senin (28/8) di wilayah Kec.Cibeureum, Kota Tasikmalaya, penekanan kegiatan mengajak peserta PbM memahami atau mampu melakukan olah produksi berbahan dasar karet diawali pembentukan berupa potongan, serutan, dan serbuk ban.
Dijelaskan kepada mereka, aplikasi serbuk karet sebagai bahan tambahan pada industri batako dapat meningkatkan kualitas khusus batako. Lebih baik secara teknis dan ekonomis. Selama ini secara eksperimental banyak digunakan bahan campuran mortar dan beton di laboratorium.
Tim PbM diketua Dr Yusep Ramdani MT, beranggota M Syarif A MT, Ir Nina Herlina Dra MT, dan Rosi Nursani MT. Kemudian melibatkan juga beberapa mahasiswa. Penyampaian bimbingan pemanfaatan limbah ini terdiri paparan teori dan praktik.
Dibeberkan dalam kegiatan, komposisi bahan terdiri air, semen, dan agregat halus tertentu akan mencapai kualitas batako kuat tekan dan optmum. Filler pada pasangan batako adalah material bahan tambahan pada campuran semen dan pasir yang dapat memperkuat batako lebih tahan lama.
Pada konteks lainnya, pemanfaatan limbahan berbahan karet ini dapat membantu mengurangi jumlah limbah yang dibuang ke tempat pembuangan akhir, kemudian mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan. gus
0 Komentar