Ade Afriandi |
Dengan demikian, kelak tidak ada lagi dikotomi antara sekolah unggulan dengan nonunggulan, karena semua sekolah penggerak pada dasarnya merupakan sekolah unggulan.
Ade mengklaim upaya menjadikan sekolah unggulan sudah diawali dengan melaksanakan penerimaan peserta didik baru (PPDB) secara berkualitas.
Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat berharap PSP mampu memperkuat pendidikan di Jawa Barat. Menuju hal itu telah dimulai dari proses pelaksanaan PPDB 2024 yang jujur. Menempatkan satu sistem.
“Kita mulai dengan tidak ada titipan, tidak ada rekomendasi, tidak ada transaksi dalam PPDB. Ini bentuk komitmen Pemdaprov Jabar untuk mewujudkan pendidikan berkualitas yang diawali dengan PPDB yang jujur,” ungkap Ade, dalam acara Forum Pemangku Kepentingan PSP Jabar, Selasa (30/7/24).
Ade mengaku sedih dengan pelaksanaan PPDB yang baru saja usai. Kesedihan Ade datang karena sampai saat ini pihaknya masih mendapat intimidasi dan tekanan dari sejumlah pihak. Masih ada orangtua yang ngotot agar anaknya diterima di sekolah negeri.
“Dalam Forum Pemangku Kepentingan ini, dalam PPDB jujur, itu adalah awal membangun sekolah di Jabar menjadi mulia. Semua bisa menerima apa yang sudah menjadi takdir. Tidak sedikit yang tidak menerima diterima negeri", ujarnya.
Bagaimana dengan swasta, ada yang tidak mau sekolah di swasta. Karena itu, melalui PSP, harapannya, semua sekolah di Jabar adalah PSP. Dengan demikian, tidak ada lagi sekolah unggulan dan bukan unggulan, sehingga dalam PPDB tidak ada lagi dikotomi sekolah pengerak dan bukan penggerak.
Sementara itu, Widyaprada Ahli Utama, Jayeng Baskoro, yang menjadi person in charge (PIC) PSP Kemendikbudristek menjelaskan, PSP tidak muncul begitu saja.
PSP hadir atas keresahan dengan kualitas pendidikan. Terutama selama masa pandemi Covid-19. PSP merupakan upaya mengejar ketertinggalan pendidikan di Indonesia. red/rls
0 Komentar