H Amin: Kita Masih Berfokus ke Madzhab Survei

KH Aminudin Bustomi

Tasikplus.com-Dengan satu tekad dan motivasi abdi yang digenggamnya, sosok pemuka agama KH Aminudin Bustomi, memastikan dirinya ikut maju, mencalonkan diri di Pilkada Kota Tasikmalaya Tahun 2024.


Kang Haji Amin, demikian sapaan akrab warga Kota Tasik pada ustad ramah yang juga dirinya saat ini mengemban amanah sebagai ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Tasikmalaya itu.

Sejak lama KH Aminudin terabsen beberapa kalangan masyarakat masuk dalam bursa pencalonan pemimpin daerah. Belakangan indikasi itu dikuatkan dengan bertebarannya baliho bergambar ia, berada di antara kandidat lain di ragam tempat.

Dalam satu perbincangan dengan Tasikplus.com, Rabu (2/7) di satu acara, KH Aminudin, terdengar sudah bulat tekad berkalang di perhelatan Pemilu November mendatang.

Namun tak urung di pernyataan lain ia pun masih harus patsun dengan suara-suara di masyarakat yang terpetik dari tren gelar survei. Gelaran survei menyuguhkan masukan kalangan warga dengan berbagai latar belakang.

Banyak masukan tersaji di situ sampai ke urusan bidikan sentuh kans yang harus diperhatikan. Dari survei lagi bisa mendorong dirinya maju di nomor satu atau posisi wakil wali kota, harus berpasangan dengan siapa, dll.

“Jadi, saat ini saya menunggu hasil madzhab survei. Mudah-mudahan memasuki akhir bulan (Juli) ini selesai, dan di awal bulan saya sudah dapat menentukan apa langkah berikutnya”, ujar KH Amin dengan penuh semangat.

Pertanyaan demi pertanyaan pada kesempatan itu pun disampaikan dan dijawabnya ringan. Halnya berkenaan potensi kans pemilih, keyakinannya sudah ada di berbagai kalangan.

“Iya dengan background dan dukungan banyak asal pesantren, tapi sampai saat ini saya sudah berkomunikasi dengan berbagai kalangan, termasuk di generasi gen Z”, ucapnya seraya menyebutkan beberapa even sudah dimasuki plus pada sejumlah kalangan.

Mengenai isu ragam persoalan daerah yang dihadapi seperti sampah, narkoba, kemiskinan, jawabnya, perlu penanganan secara simultan, komprehensif, dan berjamaah.

Tak cuku dengan ungkapan-ungkapan verbal saja. Di sini perlu uswah (keteladanan). “Berbagilah. Jangan terus dengan fasilitas mobil mewah, perhatikan pemenuhan truk sampah. Misal satu unit untuk satu kelurahan, bisa kan”, katanya. red
 

0 Komentar