Kegiatan Belajar Siswa di SMAN 7 Kota Tasik Terhambat Kekurangan Ruang Kelas

Drs Dadang Ahmad Sofyan MPd
Tasikplus.com-Secara umum, aktivitas belajar siswa di SMAN 7 Kota Tasikmalaya, tampak berlangsung biasa saja. Bahkan setiba di lingkungannya disambut potret berlingkungan sekolah bersih, bangunan-bangunan terawat rapi.


Ketika penelusuran terus berlanjut, tak ayal kondisi sekolah dalam tak absen permasalahan. Tantangan sekolah berada di wilayah Kecamatan Kawalu Kota Tasikmalaya ini, sejak lama mengalami kekurangan ruang kelas belajar siswanya di keseharian.

Saat ini, dengan jumlah 36 rombongan belajar (rombel) siswanya, kekurangan dua ruang kelas. Sementara, tiap ruang kelas sudah dalam jumlah pas peserta ajarnya.

Dalam satu perbincangan, Kepala SMAN 7 Kota Tasikmalaya, Drs Dadang Ahmad Sofyan MPd, membenarkan hal itu. Pengakuannya, hingga tahun ini usaha mengusulkan kebutuhan itu ke dinas induk belum sampai kegiliran.

Tapi, kata Dadang lagi, sekadar informasinya, proyeksi bantuan akan datang di tahun depan (2025). “Namun, itu baru informasinya ya. Entah sih jadinya seperti apa. Mudah-mudahan saja. Karena ini, sudah menjadi kebutuhan urgen sekolah”, sambung Dadang.

Seputar prasarana ini terdengar tak saja pimpinan sekolah sampai kalangan pendidik begitu mendamba terwujudunya pemenuhan ruang kelas. Harap serta upaya kemudian tak beda datang dari kalangan Komite Sekolah (SMAN 7). Malah, perjuangan komite sudah sampai dapat menyediakan lahan tanahnya.

“Nah perhatian komite itu sudah sampai dapat membantu pengadaan lahannya untuk kelak dijadikan bangunan ruang kelas. Harapan saya, dukungan terus mewujud sampai ke berupa sokongan partisipasi masyarakat pada gedungnya”, ungkap Dadang.

Sekaitan itu lagi, Dadang sempat meminta bantu kalangan stakeholders turut dapat mempopulerkan ikhwal unsur penyelenggara keberlangsungan pendidikan itu bukan hanya wilayah tanggung jawab pemerintah pusat sampai daerah, tapi masyarakat juga di dalamnya.

Beberapa regulasi mengarahkan itu. Partisipasi masyarakat dalam forum komite sekolah cukup jadi bagian yang dinanti perannya. Di luar kapasitas pendidik di sekolah, gagasan komite-komite sekolah memusyawarahkan dan memenuhi kebutuhan penunjang pendidikan dapat menekan hambatan permasalahan.

Menyiasati problem kekurangan kelas di sekolahnya, imbuh Dadang, sejauh ini pihaknya berlakukan antara lain pembelajaran di luar ruang kelas, teknik pembelajaran daring (dalam jejaring sosmed) atau secara online. Namun, lebih efektif tentunya proses pembelajaran ketika terfasilitasi ruang kelas. gus
 

0 Komentar