Kunjungi Kota Tasikmalaya, Hj Nurhayati Yakin Soal Stunting Bisa Diselesaikan

Ratusan warga menghadiri kunjungan anggota Komisi IX DPR RI Hj Nurhayati Effendy, yang memberi edukasi soal cegah stunting perlu bahu-membahu, Jumat (5/7), di GOR Bantarsari, Bungursari, Kota Tasikmalaya.
Tasikplus.com-Jumat (5/7) siang, anggota Komisi IX DPR RI Hj Nurhayati Effendy, kembali mengunjungi Kota Tasikmalaya. Menyapa warga di kawasan sekitar hamparan Gunung Galunggung. Mengisi kegiatan promosi kesehatan edukasi stunting.


Kunjungan dikonsentrasikan di GOR Kelurahan Bantarsari, Kec. Bungursari. Promosi dan KIE Percepatan Penurunan Stunting di Wilayah Khusus, demikian nama kegiatan itu. Menghadiri acara, ratusan warga dengan dominan kaum perempuan dan beberapa ibu hamil.

Mendampingi Hj Nurhayati dan menjadi pemateri, Kepala UPT Balai Diklat Garut, Mayang Maryana, mewakili kepala BKKBN Jabar. Kemudian Plt Kadis PPKBP3A Kota Tasikmalaya, Yani Nurjamaniyah. Masih di ruangan itu tampak juga jajaran unsur Muspika Bungursari.

Di rangkaian awal sesi acara, Camat Bungursari Sodik Sonandi, menyampaikan ucapan selamat datang. Ia mengaku menyambut kedatangan dan kegiatan diusung. Dalam harapnya memberi stimulasi edukasi bagi masyarakat, untuk terus menekan angka stunting.

Setelah mengungkap maksud kedatangan dan maknai stunting, di sesi materi, Hj Nurhayati meyakini urusan stunting ini bisa diselesaikan. Dengan syarat ada kolaborasi, semua bisa bekerja sama. Ia pun ungkapkan dua pola penanganan yakni, intervensi spesifik dan sensitif.

“Insya Allah, stunting bisa kita selesaikan, asal yang berkepentingan maupun masyarakat semua berkolaborasi. Kita sama-sama, bahu-membahu untuk terus menekan prevalensi stunting”, ujar Nurhayati di hadapan yang hadir.

Perhatian menangani stunting, menurutnya, harus dimulai sejak terapkan pola hidup sehat, lingkungan rumah bersih, perhatikan sanitasi, gunakan selalu air bersih sehari-hari. Itu yang ia maksudkan menerapkan intervensi sensitif.

Sembari sedikit berkelakar ia soroti tren sekarang, “Seringkali orang hamil sekarang inginnya apa? Makanan Seblak! Nah bu, ini makanan yang hanya mengenyangkan tapi enggak ada nilai gizinya”, katanya.

Pesan lainnya dengan menerapkan intervensi spesifik yakni, selalu memerhatikan aspek asupan makanan, kesehatan. Setelah lahiran misal, bayi berikan ASI hingga enam bulan. Ibunya perhatikan makanan bergizi. Lalu, perhatian berikut dengan masa 1000 hari pertama kehidupan (HPK).

“Saya juga ingin mengajak memperhatikan, kalau di sini banyak yang stunting lihat pola makannya. Biasanya pola makan ibu-ibu ini terutama anak-anak gadis yang kebanyakan sekarang ini senang makanan-makanan banyak mengandung garam, gula, dan lemak. Ini harus dikurangi karena tiga makanan ini bisa mengakibatkan banyak penyakit tidak menular yang mematikan”, beber Hj Nurhayati. gus


 

0 Komentar