Di satu sesi pengujung pertemuan, H Ivan dan warga di Sindangreret, Tamanjaya, Rabu (30/10), mendokumentasikan acara dengan berfoto bersama dan mengangkat tanda dua jari. |
Tasikplus.com-Memenuhi undangan masyarakat. Rabu (30/10) malam, cawalkot H Ivan Dicksan, mendatangi warga di lingkungan Sindangreret, Kelurahan Tamanjaya, Kecamatan Tamansari, Kota Tasikmalaya. Ratusan warga terlihat cukup menunggu kedatangannya di tempat acara.
Calon wali kota (cawalkot) Tasikmalaya H Ivan yang berpasangan dengan H Dede Muharam, tak lama datang. Kemudian, larut dalam suasana silaturahmi penuh kedekatan, kehangatan, kebersamaan, di ruangan luas sekitar rumah tinggal seorang tokoh masyarakat, Salim Taryana.
Di deret podium depan tampak mendampingi H Ivan, Wakil Ketua Partai Demokrat Kota Tasikmalaya, Ir Ucu Ishak Ibrahim, pemuka masyarakat lainnya, Salim Taryana, Maman Yatiman, dan Andi. Peserta pertemuan terdiri pemuka agama, pengurus lingkungan, tokoh masyarakat dan pemuda.
Di satu sesi, terdengar H Ivan seperti ditantang melalui sambutan perwakilan tokoh halnya disampaikan Maman Yatiman, untuk memaparkan visi atau program unggulan jelas saat nanti memimpin Kota Tasikmalaya.
Maman yang juga mantan ketua RW belasan tahun di Sindangreret, memahami Ivan adalah figur sangat punya pengalaman di birokrasi, malah terakhir dengan jabatan sekda dan sebelum itu kepala dinas, mendampingi kerja beberapa kepala daerah.
Saat mengisi acara itu, H Ivan membenarkan dirinya sudah mendampingi atau membantu kerja beberapa wali kota, terutama saat mengisi posisi eselon 2. Bahkan menjadi pihak yang banyak mengusulkan teknis-teknis garapan kerja pimpinannya. Meski ada yang direalisasikan dan tidak.
Yang pasti dari posisi-posisi itu, aku Ivan, cukup banyak pelajaran sekaligus kekurangan apa hingga peluang untuk bisa mengoptimalkan sumber daya serta anggaran yang ada untuk lebih banyak memenuhi kebutuhan pembangunan yang diperlukan.
Dari situ pula ia punya gagasan mengalokasikan Rp 50 juta per RW sebagai solusi kebutuhan pembangunan di daerah bersumber APBD yang bisa lebih dirasakan. Visi unggulan lainnya, dengan satu identitas kependudukan (KTP), ragam urusan keperluan masyarakat ke pemerintah harus selesai, sebab di dalamnya sudah memuat data warga yang terkoneksi.
Ia contohkan saat mengurusi keperluan pelayanan kesehatan. “Saya ingin dengan NIK saja di KTP warga yang belum tercatat di BPJS, sakit, masuk kelas III rumah sakit, selesai. Dilayani, biaya berobatnya pemda yang bayar”, ucap Ivan.
Selain itu, tekadnya melakukan efisiensi-efisiensi di APBD, hingga lebih banyak alokasi belanja pembangunan di masyarakat. Termasuk unggulan visi Ivan-Dede untuk dapat memberikan baju seragam pada anak sekolah di awal tahun pelajaran. gus
0 Komentar