Tasikplus.com-Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani, mengajak masyarakat menjadikan keluarga berkualitas sebagai isu utama program pembangunan keluarga, kependudukan, dan keluarga berencana (Bangga Kencana).
Netty mengungkapkan hal itu saat menjadi narasumber Sosialisasi dan KIE Program Bangga Kencana Bersama Mitra Kerja di Gedung Kemuning Gading, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor, Sabtu (9/11).
“Pada hari ini BKKBN memproritaskan program pembangunan keluarga. Keluarga sangat menentukan kemajuan bangsa melalui institusi terkecil yaitu keluarga. Hari ini bukan hanya dua anak cukup. Bukan hanya dua anak sehat. Tapi sekarang membangun keluarga berkualitas”, jelasnya.
Ada empat syarat, sambung Netty, untuk bisa membangun keluarga berkualitas meliputi, visi, perencanaan, ketahanan, dan pola asuh. Menurutnya, dengan visi berarti tujuan berkeluarga harus jelas.
Tahap perencanaan berarti, kehidupan berkeluarga harus diawali dengan persiapan dan perencanaan yang baik. Ketahanan berarti menjadikan nilai agama sebagai pondasi membangunan keluarga. Pola asuh berarti, pengasuhan harus dilakukan secara benar dan tepat.
Tidak melulu soal KB
Senada, Sekretaris Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Barat, Kukuh Dwi Setiawan menyampaikan, program Bangga Kencana tidak melulu soal keluarga berencana (KB) dan alat kontrasepsi.
Bagi Kukuh, KB hanya alat, bukan tujuan. Tujuan utamanya adalah membentuk keluarga berkualitas. Karena itu, pemahaman 8 Fungsi Keluarga harus bisa dikembangkan dalam perspektif lokal.
Di sisi lain, Kukuh mengingatkan bahwa program percepatan penurunan stunting tidak hanya melalui progran bagi-bagi makanan. Jauh lebih penting adalah perubahan perilaku masyarakat, seperti pada calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui, dan seluruh anggota keluarga.
Sementara itu, Widyaiswara Ahli Madya BKKBN Afif Miftahul Majid mengingatkan agar kader KB, pos pelayanan terpadu (posyandu), tim pendamping keluarga (TPK) harus siap untuk terus mendampingi keluarga, ibu hamil, dan catin agar menjadi keluarga berkualitas. Program Bangga Kencana, sambung Afif, antara lain penyiapan kehidupan berkeluarga.
Di tempat yang sama, Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kota Bogor, Anas S Rasmana menjelaskan, pihaknya kini tengah menyiapkan program konvergensi untuk mencegah stunting.
Pola konvergensi tepatnya dengan penempatan talas bogor yang telah dilakukan sejak 2017. rls/gus
Netty mengungkapkan hal itu saat menjadi narasumber Sosialisasi dan KIE Program Bangga Kencana Bersama Mitra Kerja di Gedung Kemuning Gading, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor, Sabtu (9/11).
“Pada hari ini BKKBN memproritaskan program pembangunan keluarga. Keluarga sangat menentukan kemajuan bangsa melalui institusi terkecil yaitu keluarga. Hari ini bukan hanya dua anak cukup. Bukan hanya dua anak sehat. Tapi sekarang membangun keluarga berkualitas”, jelasnya.
Ada empat syarat, sambung Netty, untuk bisa membangun keluarga berkualitas meliputi, visi, perencanaan, ketahanan, dan pola asuh. Menurutnya, dengan visi berarti tujuan berkeluarga harus jelas.
Tahap perencanaan berarti, kehidupan berkeluarga harus diawali dengan persiapan dan perencanaan yang baik. Ketahanan berarti menjadikan nilai agama sebagai pondasi membangunan keluarga. Pola asuh berarti, pengasuhan harus dilakukan secara benar dan tepat.
Tidak melulu soal KB
Senada, Sekretaris Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Barat, Kukuh Dwi Setiawan menyampaikan, program Bangga Kencana tidak melulu soal keluarga berencana (KB) dan alat kontrasepsi.
Bagi Kukuh, KB hanya alat, bukan tujuan. Tujuan utamanya adalah membentuk keluarga berkualitas. Karena itu, pemahaman 8 Fungsi Keluarga harus bisa dikembangkan dalam perspektif lokal.
Di sisi lain, Kukuh mengingatkan bahwa program percepatan penurunan stunting tidak hanya melalui progran bagi-bagi makanan. Jauh lebih penting adalah perubahan perilaku masyarakat, seperti pada calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui, dan seluruh anggota keluarga.
Sementara itu, Widyaiswara Ahli Madya BKKBN Afif Miftahul Majid mengingatkan agar kader KB, pos pelayanan terpadu (posyandu), tim pendamping keluarga (TPK) harus siap untuk terus mendampingi keluarga, ibu hamil, dan catin agar menjadi keluarga berkualitas. Program Bangga Kencana, sambung Afif, antara lain penyiapan kehidupan berkeluarga.
Di tempat yang sama, Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kota Bogor, Anas S Rasmana menjelaskan, pihaknya kini tengah menyiapkan program konvergensi untuk mencegah stunting.
Pola konvergensi tepatnya dengan penempatan talas bogor yang telah dilakukan sejak 2017. rls/gus
0 Komentar