Disupport PP Muhammadiyah, Kampus Umtas Sambut Kegiatan Workshop Historigrafi & Heritage Muhammadiyah

Dari kiri ke kanan: Rektor Umtas Neni Nuraeni, Widiyastuti, Prof Wahyu Srigutomo dan Prof Yadi, mewakili PWM Jabar, menempati podium depan peserta, di sesi pembukaan dan pengarahan kegiatan Histografi dan Heritage Muhammadiyah, Sabtu (30/11). 


Tasikplus.com-Mengabadikan catatan sejarah dan perjuangan panjang yang terus dipersembahkan. Pada akhir pekan memasuki Desember 2024 kemarin, berlangsung Workshop Historigrafi dan Heritage Muhammadiyah, di kampus Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya (Umtas).


Dihadiri beberapa tokoh penting yang jadi pemateri/pengarah, kemudian puluhan peserta mulai unsur Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jabar, PD Muhammadiyah Kota dan Kab. Tasikmalaya, pimpinan organisasi Aisiyah, rektor serta unsur pimpinan kampus Umtas, dll.

Tergelar tepatnya dua hari yakni, Sabtu (30/11) hingga Minggu (1/12). Rektor Umtas Neni Nuraeni M.Kep, NS.Kep.Mat saat memberi sambutan mengungkapkan, pihaknya cukup bangga, menyambut acara itu, sejalan dengan maksud/motivasi kegiatan yang dinilai sangat luar biasa.

Pengungkapan sejarah, pendokumentasian nilai-nilai juang Muhammadiyah di tiap wilayah, katanya, dapat menguatkan pengetahuan, motivasi bagi generasi muda, untuk melestarikan dan menjaga sejarah Muhammadiyah. Melalui momen itu lagi, pihaknya bersyukur bisa bertemu tokoh-tokoh penting di Muhammadiyah.

Di kesempatan sama Wakil Ketua Majelis Pustaka yang juga Ketua Lembaga Budaya Seni dan Olahraga Pimpinan Pusat Aisyiyah, Widiyastuti SS, M.Hum mengemukakan, kelembagaannya yang membersamai Muhammadiyah selama ini cukup berusaha konsern pada penulisan sejarah.

“Sejak satu abad lalu, organisasi Muhammadiyah meninggalkan banyak jejak dan jejak-jejak itu harus kita angkat dan kita sampaikan, karena menunjukkan bahwa Muhammadiyah-Aisyiyah punya peran yang sangat penting dalam membentuk peradaban satu wilayah.

Orientasi ikhtiarnya hingga menuju adanya teks pengakuan cagar budaya. "Kami sekarang sedang mencoba intens mengajukan suara Muhammadiyah agar nanti di setiap wilayah ada status cagar budaya oleh negara. Ini penting untuk menunjukkan bahwa Muhammadiyah-Aisyiyah itu ada, berperan dalam membentuk peradaban”, bebernya.

Menyalakan obor juang
Seusai memberi arahan pelaksanaan kegiatan penelusuran sejarah atau historigrafi dan heritage Muhammadiyah pada peserta, saat ditanya Ketua PP Muhammadiyah Prof Dr Dadang Kahmad MSi, menggambarkan kegiatan itu sebagai upaya terus menyalakan obor juang hingga menghormati mereka yang sudah berjuang demi Muhammadiyah.

Kemudian meneladani sampai memperkuat tekad generasi berikutnya melanjutkan perjuangan Muhammadiyah. Semangat yang menggelora sebagai kekhasan para pendahulu serta tokoh-tokoh di Muhammadiyah di negeri ini, mengedepankan keikhlasan dan sungguh-sungguh dalam perjuangannya.

Mereka tidak setengah-setengah. Tak mengharap harta/imbalan dari Muhammadiyah, justru memberikan pengorbanan terhadap organisasi juang. Di tingkat lokal juga seperti itu, para tokohnya mengaktualisasikan energi organisasi, layaknya matahari yang terus memberi sinarnya.

“Kita ingin negeri ini maju. Berkenaan itu harus dicerdaskan masyarakatnya melalui pendidikan, disehatkan jiwanya melalui rumah-rumah sakit yang kita dirikan, berdayakan ekonominya. Karena itikad itu lagi, kita membentuk amal usaha-usaha yang terus dikembangkan dalam struktur Muhammadiyah sedari pusat, wilayah hingga daerah. Kita punya komitmen melalui amal-amal usaha itu”, paparnya.

Beberapa tokoh menjadi narasumber sampai pelaksana eksekusi lapangan dalam historigrafi, seperti ada nama Prof wahyu Srigutomo Ph.D, wakil ketua PWM Jabar, Dr Ade Kartini MPd.i,ketua LBSO PWA Jabar, Dikdik Dahlan M.Hum (pemateri), dll. 

Di pengung kegiatan, hari Minggu, ada tahapan penelusuran tim mendatangi titik sasaran bersimpul sejarah di Tasikmalaya. red
 

0 Komentar