FKP DAS Citanduy Rusmuskan Isu-isu Strategis Upaya Pertahankan Kelestarian DAS Citanduy

Ketua FKP DAS Citanduy Dr Dedi Natawijaya menempati deret bersama unsur pimpinan Dinas Kehutanan, BBWS Citanduy dan BP DAS Ciamnuk-Citanduy, dalam workshop yang dihadiri pengurus lain forum serta mitra kerja, Kamis (30/11), di  BPSI-LHK Ciamis. 


Tasikplus.com-Jajaran pengurus, koordinator wilayah, serta mitra Forum Komunikasi Pengelolaan (FKP) Daerah Aliran Sungai (DAS) Citanduy, menggelar Workshop Pembahasan Isu Strategis DAS Citanduy, Kamis (28/11). Difasilitasi BP DAS Cimanuk-Citanduy, kegiatan bertempat di aula BPSI-LHK Kab.Ciamis. Workshop pun diikuti peserta daring.


Dengan jumlah peserta puluhan orang, pembahasan workshop puncaknya perumusan isu-isu strategis untuk disampaikan kepada institusi terkait dalam kawasan DAS Citanduy, sedari hulu hingga hilirnya di Jawa Tengah. Hadir dalam acara pejabat yang mewakili pimpinan Dinas Kehutanan Jabar serta BBWS Citanduy. Tentunya juga dari jajaran Balai Pengelolaan (BP) DAS Cimanuk-Citanduy, Ditjen PDASRH Kementerian LHK.

Dr Dedi Natawijaya Ir MS CIAR, dalam paparan di awal acara menerangkan, kegiatan workshop merupakan rangkaian program kerja FKP DAS Citanduy, merumuskan beragam garapan dikuatkan berdasar hasil kunjungan kerja ke daerah-daerah.

Daerah-daerah ini disebutkannya mulai wilayah Kabupaten dan Kota Tasikmalaya, Garut, Ciamis, Banjar, Pangandaran hingga Kabupaten Cilacap, Jateng. Dalam banyak bahasan, isu-isu yang masih ada di DAS ini masih berkutat sedimentasi, penurunan kualitas air, banjir, erosi, sengketa lahan, efek dinamika kehidupan dan kegiatan pertanian.

Dedi menegaskan, itu isu-isunya sejak dulu sampai sekarang. Bahkan di wilayah perkotaan ada efek sampah juga, termasuk kaitannya dengan klaim efek atas pembangunan Bendung Leuwikeris yang dikhawatrikan warga di wilayah Kota Banjar.

“Isu-isu (permasalahan) itu sampai sekarang masih berlangsung, sangat memerlukan perhatian. Semoga melalui pembahasan dan perumusan isu-isu stratgeis kegiatan menghadirkan makna-makna bukan sekadar seremonial, semoga bermanfaat”, harap Dedi.

FKP DAS Citanduy merupakan organisasi/kelembagaan, beranggota ragam kalangan sejak akademisi, mantan birokrat, pegiat peduli sungai/lingkungan, ormas, tokoh masyarakat, usahawan, dll. Forum ini dalam binaan atau mitra BP DAS Cimanuk-Citanduy, Ditjen PDASRH Kementerian LHK.

Seorang pejabat kabid di Dinas Kehutanan Jabar, Irwan S.Hut MS.i, saat menghadiri sekaligus menjadi pemateri dalam workshop mengaku, cukup mengapresiasi kehadiran FKP DAS Citanduy. Peran dan eksistensinya sangat beririsan dengan peran diemban Dinas Kehutanan.

Lantaran kegiatan ekonomi banyak kondisi lahan rusak aspek ekologinya. Ketika ada geliat ekonomi tinggi di kawasan sekitar DAS, itu memberi dampak terhadap aspek ekologis di sekitarnya. Ada keterbatasan-keterbatasan yang dapat dilakukan dinasnya mengawal kelestarian wilayah hutan. Karena itu, ia menyambut dan mengajak berkolaborasi terhadap FKP DAS Citanduy.

Pada sesi lainnya ia memaparkan kondisi lahan kritis Jabar yang terus mengalami peningkatan. Menjadi cerita yang kini berubah, kalau dulu air hujan sekitar 85%-nya terserap tanah, sisanya di permukaan. Sekarang, kondisi itu perlahan-lahan berubah bahkan bisa sudah terbalik.

“Kita belum lagi bicara dengan kondisi penurunan indeks kualitas air (IKA)nya. Bagaimana membangun hutan lestari, masyarakat sejahtera, sementara dinas kita hanya mendapat alokasi kegiatan pada kisaran pengelolaan 1.000 hektar. Sekaitan itu, jelas saya anggap penting kolaborasi pentahelix ini”, ulasnya.  gus
 

0 Komentar