Tasikplus.com-Sebagian siswa di SMAN 7 Kota Tasikmalaya, Jabar, tak lagi dapat mengikuti kegiatan belajar-mengajar normal dalam hari-hari di ruangan kelas. Mereka belajar secara daring (dalam jaringan) berbasis internet dari rumahnya.
Kondisi tersebut efek dari kekurangan ruang kelas yang tak kunjung terpenuhi sejak tahun ajaran lalu. Formula mengajar yang diterapkan sekolah memosisikan ada sebagian kelas dengan siswanya berada di rumah, gurunya di kelas, menggunakan gadget.
Upaya pihak sekolah mengusulkan hal urgen itu tentu sudah dilakukan. Bahkan dukungan dari masyarakat melalui Komite Sekolah sudah dalam kesiapan penyediaan lahannya untuk dua ruang kelas, hampir berbuah datangnya bantuan pemerintah, bersumber DAK.
Namun proyeksi bantuan itu tertunda. Terjegal peraturan baru untuk sekolah yang semula bisa kembali menerima bantuan DAK setelah dua tahun, kini menjadi tiga tahun. “Sekolah kita paling bisa menerima bantuan untuk ruang kelas itu di tahun 2026”, ungkap Kepala SMAN 7 Kota Tasikmalaya, Drs Dadang Ahmad Sofyan MPd, saat bertemu, Senin (20/1/25).
Dadang mengungkapkan, dalam sepekan mesti ada dua rombel/kelas anak giliran yang belajar secara daring. Siswa di rumah, gurunya di sekolah. Itu diberlakukan pada kelas 10. Sekolah tentu menerima laporan orangtua siswa yang mengaku terpaksa mesti menyiapkan data bagi anaknya.
Dalam kepentingan kebutuhan optimalisasi pendidikan, sambungnya, tentu akan berbeda dengan mereka yang terus ada di sekolah selamanya. Penyampaian materi tersampaikan. Tapi intensitas bimbing pada kebutuhan karakter atau afektif dan psikomotor, terjeda di rumah.
Warga sekolah beralamat di wilayah Kecamatan Kawalu ini berharap, ada pos anggaran di lingkup pemprov Jabar yang dapat mengucuri kebutuhan ruang kelas ini. Ketika berharap DAK pusat paling bisa di tahun 2025.
Penuturan Dadang kemudian, pihaknya juga sangat berharap segera dapat legalitas penggunaan bangunan Lab Biologi dan Kimia sekolahnya untuk sementara difungsikan ke ruang kelas. “Proses mutual check projec-nya sudah. Kini kita tinggal menanti BAST (berita acara serah terima) bangunannya. Mudah-mudahan itu bisa dan kelar segera”, katanya.
Sekolah berjumlah rombel 36 ini belum lama berselang dapat bantuan (BTT) menyusul ambruknya gedung Lab Biologi dan Kimia. Warga sekolah cukup tertuju dibolehkannya menggunakan gedung lab itu setelah BAST kelar. red
0 Komentar