Melesu, Kondisi Ekonomi Priangan Timur

Seorang produsen penghasil kusen rumah di Kecamatan Tamansari, Kota Tasikmalaya, mengalihkan model produk untuk melanggengkan usaha, dari semula berbahan kayu (kusen kayu) ke model cor berbahan pasir, besi dan semen

Tasikplus.com-Di perjalanan memasuki tahun 2025 awal ini, tampaknya laju ekonomi Priangan Timur (Priatim) tak dalam iklim menggembirakan. Ekspektasi pertumbuhan ekonomi bisa under-estimate. Lalu lintas keuangan lebih banyak tersimpan di perbankan.


Kondisi tergambar pada penyaluran pembiayaan atau kredit lembaga keuangan terhadap dunia usaha yang turun di posisi Februari 2025 (yoy). Penurunan tampak pada dua skim kredit di luar jenis konsumtif yakni, modal kerja dan investasi

Berdasar data, kinerja kredit perbankan hingga posisi Februari 2025, menurun 1,01% (yoy). Bahkan di jenis penggunaannya, kedit modal kerja menurun sebesar 10,82% (yoy), diikuti penyaluran kredit investasi yang menurun 2,89% (yoy).

Namun dari laporan berikutnya, khusus kinerja pembiayaan yang memang selalu dalam tren positif (bertumbuh) tepatnya untuk kredit konsumsi, di periode sama (memasuki Februari 2025) meningkat 7,75% (yoy).

Iklim penyaluran dua kredit tampak berbeda dengan penyerapan dana pihak ketiga (DPK) yang mengalami pertumbuhan positif. Pada Februari 2025, DPK tercatat tumbuh sebesar 4,76% (yoy).

Bersamaan tren turun penyerapan kredit ternyata dana simpanan masyarakat di perbankan naik. Kenaikan DPK antara lain terkontribusi aliran tabungan yang menjadi kontributor pertumbuhan terbesar yaitu, 7,05% (yoy).

Di tengah fase lesu ekonomi wilayah ini memasuki Februari, dalam satu paparan Kantor OJK Tasikmalaya dilaporkan, secara umum aset perbankan di wilayah pegawasannya memasuki Februari 2025 meningkat 1,41% (yoy).

Yang tak kalah jadi perhatian mengemuka juga akhir-akhir ini di samping iklim DPK atau simpanan yang naik, tengah ada tren di masyarakat menabung emas di lembaga-lembaga keuangan resmi.

Saat meminta konfirmasi kepada Plt Kepala OJK Tasikmalaya Melati Usman, dengan angka-angka serapan kredit itu menurutnya, ini bisa dikata satu tren atau satu fase saja. Sempat digambarkan beberapa hal bisa memengaruhi itu.

Pada satu persepsi di paparannya kondisi ekonomi bisa berkaitan dengan iklim-iklim lain yang jadi penunjangnya. Ia gambarkan pula seperti ekonomi global yang tengah terpengaruh kecamuk perang dagang AS-Cina.

Ia memastikan posisi lembaga keuangan atau perbankan mengambil sikap wait and see bisa tengah menjalankan prinsif kehati-hatiannya, mengamati situasi perekomian yang ada. Ekspektasinya bisa cepat pulih, ekonomi kembali bertumbuh di masyarakat. 

“Angka-angka kredit turun tapi kinerja pertumbuhan bisa dikata stabil. Mudah-mudahan ini sikap sementara perbankan saja untuk wait and see”, ujarnya saat gelar Jumpa Pers dan Halal Bihalal 1446 Kantor OJK Tasikmalaya dengan Insan Media Priatim, Kamis (24/4/25) di satu rumah makan di Jl BKR Kota Tasikmalaya. gus
 

0 Komentar